PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN SEKOLAH
Prinsip-prinsip pengelolaan sekolah menurut prinsip
manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol
(1841 - 1918) adalah seorang pelopor manajemen modern, ada 14 prinsip,
yaitu :
1.
Pembagian Kerja (Difision of
Labor)
Pembagian kerja di sekolah harus dilakukan
oleh seorang kepala sekolah, tujuannya agar terjadi spesialisasi. Semakin
seseorang mengkhususkan kerja sesuai keahliannya,semakin efesien dan efektif.
2.
Otoritas/Wewenang (Autority)
Para guru yang dijadikan mitra kerja sama
oleh kepala sekolah sesuai keahliannya harus diberikan keleluasaan dalam
bertindak, menyusun rencana kerja sebuah program, hingga pelaksanaannya
sampai memperoleh hasil yang optimal. Jika terjadi kekurangan-kekurangan,
dilakukan evaluasi untuk mengumpulkan masukan, saran dan pendapat
demi perbaikan di masa datang.
3.
Disiplin (Discipline)
Semua orang yang terlibat dalam organisasi
sekolah harus patuh pada aturan dan kesepakatan yang menjadi rambu-rambu atau
tata tertib sekolah. Kedisiplinan yang efektif itu harus dimulai dari kepala
sekolah, selanjutnya para guru dan karyawan akan merasa malu jika dirinya tidak
disiplin.
4.
Kesatuan Perintah (Unity of
Command)
Di sekolah, peranan kepala sekolah merupakan
top leader , satu-satunya orang yang paling
bertanggung jawab akan maju mundurnya pengelolaan sekolah. Terkadang kekacauan
komunikasi muncul disebabkan karena kurang tegasnya kepala sekolah dalam memberikan
komando dan kurang menguasai/memahami
permasalahan yang sedang terjadi. Apalagi, jika ada guru lain yang
memposisikan diri menjadi komando bayangan.
5.
Kesatuan Arah (Unity of
Direction)
Setiap tugas dan pekerjaan di sekolah harus
dilakukan dengan cara terfokus. Satu program tuntaskan dulu sebelum
menggarap pada program yang lain. Dalam hal ini penting sekali dilakukan
penjadwalan target pencapaian untuk setiap program kerja.
6.
Mengutamakan Kepentingan
Bersama di atas Kepentingan Pribadi
Perlu disusun skala prioritas ketika
merencanakan setiap pekerjaan. Tugas utama pengelola sekolah adalah
mendidik peserta didik, jadi tidak terjadi campur aduk dengan kepentingan
lainnya yang bersifat pribadi. Termasuk penggunaan segala fasilitas
milik sekolah tidak dilakukan secara sewenang-wenang.
7.
Pemberian Upah
Kedudukan seorang kepala sekolah, guru dan
karyawan tetap di tengah-tengah masyarakat dipandang sebagai kelompok ekonomi
menengah ke atas. Apalagi dengan program sertifikasi guru dalam jabatan
kini sedang direalisasikan oleh pemerintah, maka pihak sekolah tinggal
konsentrasi kerja yang lebih giat.
8.
Pemusatan
Secara organisasi kedudukan kepala sekolah
merupakan penanggung jawab segala kegiatan yang terjadi di sekolah. Namun
demikian setiap permasalahan yang dipertanggung-jawabkan itu diawali dengan
proses musyawarah dengan para guru.
9.
Jenjang Jabatan
Ada pembagian tugas di sekolah, sebagaimana
yang kita maklum ada beberapa guru yang memegang jabatan penting di bawah
jabatan kepala sekolah. Dimulai dari wakil kepala sekolah, kepala Laboratorium,
Kepala Perpustakaan, wali kelas, bagian TU, dsb.
10.
Tata Tertib
Rambu-rambu yang berlaku bagi semua subyek
pendidikan di sekolah. Tata tertib tidak hanya diperuntukan bagi
murid-murid, para guru juga memiliki tata tertib tersendiri. Hanya saja
penerapannya mungkin yang berbeda, supaya tata tertib ini tidak diindikasikan sebagai
sebuah pengekangan yang bersifat kaku.
11.
Kesamaan
Kepala sekolah, guru, staf dan karyawan pada
prinsipnya sama-sama melakukan pengabdian. Hanya kesempatan, jabatan dan
nasib saja yang berbeda.
12.
Kestabilan Staff
Memimpin atau menyuruh orang dewasa harus
penuh dengan pertimbangan psikologis. Jadi, seorang kepala sekolah jika harus
mengingatkan bawahannya harus dengan cara bervariasi, untuk menghindari
ketersinggungan yang mengakibatkan menurunnnya semangat kerja.
13.
Inisiatif
Lebih baik memberi kail dari pada memberi
ikan. Istilah ini jika diterapkan dalam kebijakan berorganisasi akan
menumbuhkan daya kreatifitas semua pihak.
14.
Semangat Korps
Menggalakan semangat kerja kelompok
dapat menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh.